Membuat minyak kelapa (VCO) metode mixing

on Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pohon kelapa memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, mulai dari buah untuk konsumsi, daun untuk bahan bangunan, batang dan akarnya pun dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar karena tekstur batangnya yang berserat. Salah satu contohnya air kelapa digunakan sebagai bahan memuat minuman segar, pembuat cuka, penawar racun, dan pencegah deman. Bagian pohon kelapa yang paling memiliki banyak manfaat adalah pohonnya. Sejak berabad-abad yang lalu, buah kelapa sudah dijadikan sebagai bahan makanan utama. Pada masyarakat Indonesia, kelapa memang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, baik di pedesaan maupun perkotaan. Buah kelapa sering digunakan sebagai bumbu masak yang memiliki kelezatan yang tidak perlu diragukan lagi. Salah satu contohnya, buah kelapa dibuat sebagai santan dan minyak goreng. Cara penyajiannya pun beragam, ada yang disajikan sebagai hidangan utama, campuran sayur, bumbu, maupun minuman. Selain itu, minyak kelapanya dapat mengobati berbagai penyakit.
Secara umum, pembuatan minyak kelapa dilakukan dengan cara memanasakan santan sehingga menghasilkan minyak dan ampas atau blondo. Hasilnya diperoleh minyak kelapa yang bewarna kekuningan. Namun kelemahan cara ini adalah minyak tidak bertahan lama karena mudah tengik. Minyak jenis ini banyak ditemui pada masyarakat pedesaan atau pesisir yang dibuat dalam skala industri rumah tangga.
Saat ini, minyak kelapa dibuat dalam keadaan murni (VCO). Minyak kelapa murni dibuat dari kelapa segar tanpa pemanasan atau bahan kimia tambahan. Selain itu, tidak melalui tahap pemurnian, pemucatan, atau penghilangan aroma kelapa. Biasanya kelapa yang digunakan adalah kelapa dalam atau kelapa liar bukan kelapa hibrida. Oleh karena itu, untuk mendapat minyak kelapa yang benar-benar virgin atau murni maka saya akan membuat minyak kelapa tanpa melalui proses pemurnian, pemucatan, pemanasan, atau menghilangkan aroma kelapa. Karena semua proses itu dapat merubah komposisi dari minyak kelapa. Dan metode mixerlah yang paling baik dan aman karena tidak menambahkan zat-zat apapun, hanya mengaduk santan kelapa dalam kecepatan tinggi.
Kelapa (Cocos nucifera L) sangat populer di masyarakat karena memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Kelapa sering juga disebut sebagai pohon kehidupan (tree of life) karena semua bagian tanaman ini dapat digunakan untuk kehidupan. Bagian terpenting dari kelapa adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk seperti kopra, dessicated coconut, santan kelapa dan minyak kelapa (Syah, 2005a).
Virgin Coconut Oil (VCO) adalah minyak kelapa murni yang dihasilkan dari daging buah kelapa tua yang masih segar. Beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah pemanasan (95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Selain metode tersebut, juga ada metode pengadukan (mixing). Pada metode mixing,  dengan adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul protein yang berfungsi sebagai emulsifier dapat rusak sehingga minyak dapat terpisah (Cahyana dalam Koapaha, 2006).
VCO menjadi populer karena manfaatnya untuk kesehatan. Pada bidang farmasi, VCO digunakan untuk obat-obatan dan kosmetik (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Beberapa manfaat VCO antara lain dapat mengurangi kandungan total kolesterol, trigliserida, fosfolipid, LDL (Low Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein), kandungan polifenol dalam VCO juga dapat mencegah oksidasi LDL (Nevin dan Rajamohan, 2004). Pada studi sebelumnya, telah dilakukan uji aktivitas antioksidan dan antifotooksidasi dari VCO dengan cara mengestrak VCO menggunakan pelarut etanol (Muis, 2007). Disamping itu juga telah dilakukan penelitian mengenai potensi VCO sebagai penangkap radikal bebas dan penstabil oksigen singlet. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa VCO memiliki aktivitas penangkap radikal bebas dan memiliki potensi sebagai penstabil oksigen singlet (Wehantouw, 2007).

B.      Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apakah minyak kelapa dapat diproduksi dalam skala rumah tangga atau komersial ?
2.   Apakah minyak kelapa metode mixer mudah untuk diterapkan pada masyarakat ?
3.   Apakah kualitas minyak kelapa dengan metode mixer lebih baik dan lebih efisien dibandingkan minyak kelapa metode lain ?

C.     Tujuan dan Manfaat pembuatan alat
Tujuan alat  pembuatan minyak kelapa adalah untuk meningkatkan kualitas minyak kelapa. Karena pembuatan minyak kelapa metode mixer tidak mengubah komposisi dan menambah bahan kimia.

Manfaat alat penghasil VCO :
1.    Memberikan nilai jual yang lebih dari buah kelapa dengan mengubahnya menjadi minyak kelapa murni.
2.    Menjadi mata pencaharian sampingan atau bahkan menjadi pekerjaan utama karena pembuatan minyak kelapa relatif mudah.

  
BAB II
DASAR TEORI
Biasanya buah kelapa berbentuk bulan panjang, ukurannya seukuran kepala manusia dengan garis tengah sekitar 25 cm. buah kelapa memiliki sabut yang tebal sekitar 5 cm dengan batok yang keras. Buah kelapa terdiri dari 35% sabut, 12% tempurung, 28% daging buah, dan 25% air buah. Tebal daging buah sekitar 1 cm dan mengandung santan. Bunga betina akan dibuahi sekitar 18-25 hari setelah bunga berkembang dan buah menjadi masak setelah 11-12 bulan.

TABEL 1. KOMPOSISI KIMIA DAGING BUAH KELAPA BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGANNYA
Analisis (dalam 100 gr)
Buah muda
Buah setengah tua
Buah tua
Kalori
68 kal
180 kkal
359 kkal
Protein
1 gr
4 gr
3,4 gr
Lemak
0,9 gr
13 gr
34,7 mg
Karbohidrat
14 gr
10 gr
14 gr
Kalsium
17 mg
8 mg
21 mg
Fosfor
30 mg
35 mg
2 mg
Besi
1 mg
1,3 mg
0,0 iu
Aktivasi vitamin A
0,0 iu
10,0 iu
0,1 mg
Thiamin
0,0 mg
0,5 mg
2,0 mg
Asam askorbat
4 mg
4 mg
46,9 mg
Air
83,3 gr
70 mg
46,9 gr
Bagian yang dapat dimakan
53 gr
53 gr
53 gr

Dari table 1 dapat dilihat bahwa semakin tua umur buah kelapa maka kandungan lemaknya semakin tinggi. Daging buah dapat diisolasi komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, dan galaktosanya. Selain itu daging buahnya dapat dibuat menjadi juice (santan). Santan kelapa bisa dijadikan pengganti susu atau minyak. Namun, tidak bisa dijadikan alcohol. Hal ini dikarenakan kelapa hanya memiliki kandungan gula kurang dari 1%.
Buah kelapa memiliki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau minyak dalam sayur-sayuran. Namun saat ini ada temuan baru, yaitu sebagai obat. Minyak kelapa yang dijadikan obat biasanya disebut minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil/VCO). Berbagai penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan mengonsumsi VCO, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis, dan jenis lainnya. Bukan itu saja, VCO juga dapat mengatasi kegemukan, penyakit kulit, hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya kanker prostat, jantung, diabetes, dan darah tinggi.

TABEL 2. STANDAR KUALITAS VCO MENURUT APCC (2004)
No.
Karakteristik
Nilai Standar
1.
Bobot jenis pada suhu 30oC
0,915 – 0.920
2.
Bahan yang menguap pada suhu 105oC
0,2%
3.
Indeks bias pada suhu 40 oC
1,4480 – 1,4492
4.
Bilangan penyabunan
250 – 260
5.
Angka Iodin
4,1 – 11,0
6.
Bilangan Polenske
13
7.
Nilai asam
Maks 0,5
(Sumber: APCC, 2004)

A.    Alat Pembuatan VCO
Minyak kelapa murni atau VCO merupakan suatu minyak yang dapat mengobati berbagai macam penyakit karena kandungan Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Untuk mengambil atau mengekstrak MCFA maka kami membuat sebuah alat yang dapat melakukan hal itu. MCFA akan diambil dalam bentuk minyak dengan cara mengaduk santan kelapa pada kecepatan tinggi dengan selang waktu tertentu.
Bahan yang digunakan untuk membuat alat ini dapat berasal dari barang-barang bekas yang ada disekitar kita. Seperti sisa besi bangunan untuk rangka, galon sebagai tangki, dan dinamo sebagai mixer. 

Membuat minyak kelapa dapat dilakukan dengan berbgai macam metode, antara lain :
1.   Fermentasi
Pada tahap awal kelapa segar diparut untuk diambil santannya. Selanjutnya santan ini didiamkan selama 1-2 jam hingga terbentuk biang santan yang menggumpal. Selanjutnya biang santan ini difermentasi selama 1-2 hari. Caranya dengan menggunakan enzim secara langsung (mikroba penghasil enzim). Dapat pula menambahkan larutan cuka atau ragi untuk mencegah protein berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga dapat terpisah dengan baik. Proses fermentasi dikatatakan berhasi apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni, lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air.
2.   Pemanasan
Pada prinsipnya pembuatan VCO metode pemanasan sama dengan cara tradisional. Pada tahap awal kelapa diparut dan diambil santannya kemudian santan ini dipanaskan pada suhu 95o C sampai dihasilkan minyak. Selanjutnya minyak dipanaskan pada api kecil untuk menghilangkan air yang masih ada pada minyak kelapa murni. Untuk menghasilkan 1 liter minyak kelapa murni, dibutuhkan 10-15 buah kelapa.
3.   Pancingan
Tahapan metode pancingan dilakukan dengan cara kelapa segar diubah menjadi santan terlebih dahulu, lalu krim kental (kanil) yang berupa cairan kental putih dipisahkan dari air dengan cara mendiamkannya selama 1 jam. Kemudian krim itu dicampur dengan minyak kelapa murni sebagai pancingan dengan perbandingan tertentu lalu diaduk merata lalu didiamkan selama 7-8 jam. Lalu akan apabila terbentuk 3 lapisan, yaitu lapisan atas berupa minyak murni, lapisan tengah berupa blondo, dan lapisan bawah berupa air. Pada prinsinya, santan adalah campuran antara molekul minyak, molekul air, dan protein. Ikatan tersebut terbentuk karena adanya protein yang mengelilingi molekul minyak. Dengan metode pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan tersebut membuat air dan protein yang sebelumnya terikat dengan molekul santan menjadi terlepas. Jadi, model pancingan ini mengubah bentuk emulsi air-minyak menjadi minyak-minyak.
4.   Mixer
Beberapa metode yang banyak digunakan dalam pembuatan VCO adalah pemanasan (95 oC), fermentasi dan pancingan (Sutarmi dan Rozaline, 2006). Selain metode tersebut, juga ada metode pengadukan (mixing). Putaran kepala mixer menyebabkan emulsi santan terpecah. Pada prinsipnya santan adalah campuran antara molekul minyak, molekul air dan protein. Pada metode mixing,  dengan adanya pengadukan terus-menerus, maka molekul protein yang berfungsi sebagai emulsifier dapat rusak sehingga minyak dapat terpisah (Cahyana dalam Koapaha, 2006). 
Pada tahap awal pembuatan VCO yaitu daging buah kelapa diparut atau digiling kemudian diperas untuk diambil santannya. Selanjutnya santan didiamkan hingga terbentuk krim dan skim. Krim inilah yang kemudian diolah dengan berbagai metode menjadi VCO.
Santan merupakan suatu emulsi minyak dalam air. Protein (berupa lipoprotein) yang terdapat di dalam santan berfungsi sebagai pengemulsi. Salah satu penyebab hilangnya stabilitas protein adalah adanya pengadukan. Lapisan molekul protein bagian dalam yang bersifat hidrofob berbalik ke luar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat ke dalam. Hal ini menyebabkan protein mengalami koagulasi dan akhirnya akan mengalami pengendapan, sehingga lapisan minyak dan air dapat terpisah (Winarno dalam Wardani, 2007).

Diantara empat metode yang ada saat ini, menurut saya metode mixerlah yang paling baik dan efisien untuk proses produksi minyak kelapa murni dikarenakan alas an-alasan berikut ini :
1.      Metode fermentasi menggunakan mikroba-mikroba penghasil enzim. Sudah pasti minyak kelapa tidak benar-benar murni karena adanya tambahan yang dimasukkan untuk menghasilkan minyak kelapa
2.      Metode pemanasan menggunakan suhu yang tinggi sehingga ada kemungkinan komposisi kimia dari minyak kelapa murni ini menjadi berubah. Selain itu, kandungan asam laurat pada VCO akan menguap.
3.      Metode pancingan diperlukan minyak kelapa murni terlebih dahulu untuk proses produksinya. Sehingga tidak cocok untuk dikembangkan menjadi skala industri.
4.      Metode mixer hanya perlu membutuhkan santan, tanpa pemanasan, penambahan bahan lain, ataupun jenis-jenis olahan lanjutan lainnya. Sehingga minyak kelapa yang dihasilkan benar-benar murni. Selain itu, metode ini juga sangat efisien, karena saya akan membuat alat penghasil VCO yang menggunakan metode mixer yang mana alat ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.





B.     Manfaat VCO
Minyak kelapa merupakan minyak yang paling sehat dan aman dibandingkan minyak kelapa goreng golongan minyak sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak kanola. Minyak kelapa mampu mendukung system kekebalan tubuh dari mikroorganisme berbahaya. Jika mokroorganisme yang memakan energi tubuh dapat ditekan jumlahnya, sistem kekebalan bisa meningkat. Minyak kelapa dapat memberikan energi secara cepat dan merangsang metabolisme.

Virgin Coconut Oil (VCO) berdasarkan kandungan asam lemaknya digolongkan ke dalam minyak laurat. Klasifikasi ini dilakukan karena kandungan asam laurat VCO paling besar dibandingkan dengan asam lemak lainnya. VCO mengandung 90% asam lemak jenuh yang terdiri atas asam laurat, miristat, dan palmitat. Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO didominasi oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya lebih rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan terhadap proses ketengikan akibat oksidasi. Komponen penting penyusun produk VCO adalah asam laurat. Kandungan asam laurat yang tinggi dari VCO merupakan ciri khas produk ini (Syah, 2005b).
Dalam tubuh asam laurat diubah menjadi monolaurin yang mengandung antibiotik alami sehingga mampu membunuh berbagai jenis kuman, virus, mikroorganisme dengan cara merusak membran yang membungkus sel yang terdiri dari asam lemak. Manfaat asam lemak jenuh dan Medium Chain Fatty Acid (MCFA) pada VCO sama seperti pada air susu ibu (ASI), yaitu dapat memberi gizi serta melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degenerative (Sutarmi dan Rozaline, 2005).
VCO disamping mengandung asam laurat, juga mengandung vitamin E yang baik untuk kesehatan (Amin, 2009). VCO yang diperoleh melalui proses basah memliki efek yang bermanfaat dalam menurunkan komponen lipid. Polifenol VCO juga mampu mencegah oksidasi LDL (Low Density Lipoprotein) (Nevin dan Rajamohan, 2004). VCO mengandung komponen tidak tersabunkan seperti vitamin E dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan mencegah peroksidasi lipid. (Nevin dan Rajamohan, 2006). Dalam tubuh MCFA dapat berperan sebagai antioksidan dengan cara melindungi asam lemak tak jenuh dari oksidasi. Konsumsi VCO secara teratur dapat membantu melindungi tubuh dari radikal bebas (Fife, 2006).

C.    Bahan Baku Pembuatan VCO
Bahan utama yang digunakan yaitu daging buah kelapa. Kualitas bahan (kelapa) yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, di samping juga dipengaruhi oleh proses produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas VCO yang dihasilkan juga akan semakin baik, di samping juga rendemennya semakin tinggi, demikian sebaliknya. Adapun ciri-ciri kelapa yang baik untuk digunakan sebagai bahan pembuatan VCO seperti berikut ini.

a.       Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang diperoleh dari varietas ini akan lebih banyak dibandingkan kelapa hibrida.
b.      Telah berumur 11-13 bulan. Jangan terlalu tua atau terlalu muda.
c.       Kulit sabut kelapa sudah bewarna coklat. Hal ini menandakan bahwa kelapa tersebut sudah cukup tua.
d.       Apabila dikocak bunyinya terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat berhubungan denga jumlah air yang ada didalamnya. Apabila koclak, menandakan bahwa jumlah air didalamnya telah berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi air kelapa yang berpindah ke daging kelapa. Dengan demikian kandungan gizi dalam daging kelapa akan bertambah banyak, terutama kandungan minyak atau lemaknya
e.       Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya sudah banyak berubah.
D.    Kandungan gizi VCO
Buah kelapa memiliki cukup banyak manfaat, yaitu sebagai minyak makan atau minyak dalam sayur-sayuran. Namun saat ini ada temuan baru, yaitu sebagai obat. Minyak kelapa yang dijadikan obat biasanya disebut minyak murni (Virgin Coconut Oil/VCO). Berbagai penyakit yang berasal dari virus dan belum ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan mengonsumsi VCO, seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis dan jenis lainnya. Bukan itu saja, VCO juga dapat mengatasi kegemukan, penyakit kulit, hingga penyakit yang tergolong kronis, misalnya kanker prostat, jantung, diabetes, dan darah tinggi.
Komponen minyak kelapa terdiri dari 90% asam lemak jenuh dan 10% asam lemak tak jenuh. Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan minyak kelapa sebagai sunber utama saturated fat. Dalam minyak kelapa murni terdapat MCFA (Medium Chain Fatty Acid). MCFA merupakan komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara lain merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat berjalan dengan normal. Selain itu MCFA juga bermanfaat untuk mengubah protein sebagai sumber energi. Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek, seperti asam kaprat, asam kaprilat, dan miristat yang terkandung dalam minyak kelapa murni dapat berperan positif dalam proses pembakaran nutrisi makan menjadi energi. Fungsi lain, dari zat ini berperan sebagai antibakteri, antivirus, dan antiprotozoa.


TABEL 3. KANDUNGAN ASAM LEMAK DALAM VCO
Asam Lemak
Rumus Kimia
Jumlah (%)
Asam Lemak Jenuh :
Asam Kaproat
Asam Kaprilat
Asam Kaprat
Asam Laurat
Asam Miristat
Asam palmitat
Asam stearat
Asam arachidat

C5H11COOH
C7H17COOH
C9H19COOH
C11H23COOH
C13H27COOH
C15H31COOH
C17H35COOH
C19H39COOH

0.0-0.8
5.5-9.5
4.5-9.5
44.0-52.0
13.0-19.0
7.5-10.5
1.0-3.0
0.0-0.4
Asam Lemak Tidak jenuh
Asam palmitoleat
Asam oleat
Asam linoleat

C15H29COOH
C17H33COOH
C17H31COOH

0.0-1.3
5.0-8.0
1.5-2.5
 (Sumber: Thieme dalam Ketaren, 1986)

BAB III
MEMBUAT VCO

A.       Persiapan Bahan
Bahan yang diperlukan dalam pembuatan alat antara lain :
·   Galon bekas
Sebagai tangki tempat santan diaduk.
·   Dinamo
Sebagai motor penggerak kipas pengaduk.
·   Besi bangunan bekas
Sebagai rangka tempat galon dan menara penyaring.
·   Zeolite
Bahan penyerap air.
·   Kertas saring
Memisahkan kotoran yang ada pada VCO.
B.        Pembuatan alat VCO dan cara menggunakannya
Membuat alat penghasil VCO skala rumah tangga dapat dilakukan dengan mudah menggunakan ala- dan bahan yang ada disekitar rumah. Umumnya, minyak kelapa dibuat dengan cara pemanasan. Metode pemanasan ini memungkinkan kandungan kimia dalam minyak kelapa menjadi tidak bagus atau terurai. Maka dari itu kami berinisiatif untuk mencitakan sebuah alat dengan bahan-bahan bekas tetapi memungkinkan untuk mendapatkan minyak kelapa dengan kualitas bagus dan rendemen maksimal.

Berikut adalah bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat :
1.      Galon air minum
2.      Besi bangunan bekas
3.      Zeolite
4.      Corong plastik
5.      Kran
6.      Tissue bebas parfum
7.      Saringan
Membuat menara penyaringan minyak kelapa
1.      Desain kerangka alat sedemikian rupa hingga membentuk desain yang sesuai
2.      Setelah mendesain, potong besi bekas dengan ukuran yang telah ditentukan
3.      Las potongan besi menjadi kerangka alat
4.      Pasang corong di 3 lubang pada kerangka. Lubang atas dipasang corong dan saringan, lubang kedua corong  dipasang tissue bebas parfum, dan lubang yang paling bawah dipasang corong dengan isi batu zeolite.
5.      Alat siap digunakan
Kemudian kita buat alat penghasil VCO
1.      Gambar desain menyesuaikan dengan bentuk galon
2.      Potong besi bekas sesuai dengan ukuran
3.      Las potongan besi tadi menjadi kerangka alat sekaligus penyangga galon
4.      Pasang galon yang sudah dilubangi bagian bawahnya secara tebalik ke kerangka alat
5.      Pasang kran pada bagian dekat mulut galon sebagai jalan keluarnya air
6.      Pasang dinamo mixer yang sudah disambungkan dengan stirrer
7.      Alat siap digunakan
Cara menggunakan alat :
1.      Masukan sejumlah volume santan kedalam tangki pengadukan
2.      Tekan tombol ON pada mixer
3.      Tunggu selama 30 menit sampai terjadi pemisahan 3 lapisan air, blondo, dan VCO
4.      Buka kran dan pisahkan antara ketiga lapisan dan ambil bagian VCO
5.      Pindahkan VCO ke menara penyaringan
6.      Biarkan VCO mengalir melalui 3 tahap penyaringan
7.      Tamping VCO yang sudah bersih dalam suatu wadah
8.      VCO telah didapatkan

Kelebihan alat :
1.      Alat dapat bertahan lama karena rangkanya terbuat dari besi
2.      Dapat menghasilkan minyak kelapa secara cepat tetapi bagus
3.      Mudah dalam pengoperasian alat
4.      Perawatan sederhana. Cukup dengan membersihkannya saja
Kekurangan alat :
1.      Pengoperasian alat bergantung pada listrik
2.      Pembuatan alat yang agak sulit karena harus memotong dan mengelas besi


SELAMAT MENCOBA !!

6 komentar:

Aryha mengatakan...

artikel sangat bagus. kalo bisa dengan gambar alatnya gan

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

ijin copy

https://www.facebook.com/notes/vat-budhiardjo-t/membuat-minyak-kelapa-vco-metode-mixing/10154427139661554

syifa' anam mengatakan...

bagus sekali artikelnya...oh iya untuk minyak kelapa murni atau vco agar tidak tengik gimana caranya ya?

Unknown mengatakan...

Jadi ketengikan pada minyak disebabkan oleh bilangan peroksida yang tinggi. Untuk mencegah bilangan peroksida yang tinggi, simpan minyak pada kondisi tertutup, hindari kontak dalam waktu lama dg udara, dan proses pembuatan yang meminimalkan penggunaan panas.

Unknown mengatakan...

Alatnya bisa diBeli?dmn?

Posting Komentar